Ejaan-ejaan untuk bahasa
Melayu/Indonesia mengalami beberapa tahapan sebagai berikut:
Ejaan
van Ophuijsen
Ejaan ini merupakan ejaan bahasa Melayu
dengan huruf Latin. Charles Van Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan
Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim menyusun ejaan baru ini pada tahun
1896. Pedoman tata bahasa yang kemudian dikenal dengan nama ejaan van Ophuijsen
itu resmi diakui pemerintah kolonial pada tahun 1901. Ciri-ciri dari ejaan ini
yaitu:
Huruf ï untuk membedakan antara huruf i
sebagai akhiran dan karenanya harus disuarakan tersendiri dengan diftong
seperti mulaï dengan ramai. Juga digunakan untuk menulis huruf y seperti dalam
Soerabaïa.
Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang,
pajah, sajang, dsb.
Huruf oe untuk menuliskan kata-kata
goeroe, itoe, oemoer, dsb.
Tanda diakritik, seperti koma ain dan
tanda trema, untuk menuliskan kata-kata ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dsb.
Ejaan
Republik
Ejaan ini diresmikan pada tanggal 19
Maret 1947 menggantikan ejaan sebelumnya. Ejaan ini juga dikenal dengan nama
ejaan Soewandi. Ciri-ciri ejaan ini yaitu:
Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata
guru, itu, umur, dsb.
Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis
dengan k pada kata-kata tak, pak, rakjat, dsb.
Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2
seperti pada kanak2, ber-jalan2, ke-barat2-an.
Awalan di- dan kata depan di
kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mendampinginya.
Ejaan Melindo (Melayu Indonesia)[sunting
sumber]
Konsep ejaan ini dikenal pada akhir
tahun 1959. Karena perkembangan politik selama tahun-tahun berikutnya,
diurungkanlah peresmian ejaan ini.
Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan ini diresmikan pemakaiannya pada
tanggal 16 Agustus 1972 oleh Presiden Republik Indonesia. Peresmian itu
berdasarkan Putusan Presiden No. 57, Tahun 1972. Dengan EYD, ejaan dua bahasa
serumpun, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia, semakin dibakukan.
Perubahan:Indonesia
(pra-1972) Malaysia
(pra-1972) Sejak 1972
tj ch c
dj j j
ch kh kh
nj ny ny
sj sh sy
j y y
oe* u u
Catatan: Tahun 1947 "oe" sudah
digantikan dengan "u".
Daftar kata serapan dalam bahasa
Indonesia[sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah:
Kata serapan dalam bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang
terbuka. Maksudnya ialah bahwa bahasa ini banyak menyerap kata-kata dari bahasa
lain.Asal Bahasa Jumlah Kata
Belanda 3.280 kata
Inggris 1.610 kata
Arab 1.495 kata
Sanskerta-Jawa Kuno 677 kata
Tionghoa 290 kata
Portugis 131 kata
Tamil 83 kata
Parsi 63 kata
Hindi 7 kata
Sumber: Buku berjudul "Senarai Kata
Serapan dalam Bahasa Indonesia" (1996) yang disusun oleh Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa (sekarang bernama Pusat Bahasa).
Adapun jumlah kata-kata yang diserap
dari bahasa Nusantara dalam KBBI Edisi Keempat ditunjukkan di dalam daftar
berikut:[18]Asal bahasa Jumlah
kata
Jawa 1109 kata
Minangkabau 929 kata
Sunda 223 kata
Madura 221
kata
Bali 153 kata
Aceh 112 kata
Banjar 100 kata
EmoticonEmoticon