Seorang anak itu
tidak dengan tiba-tiba memiliki tata bahasa pertama dalam otaknya, lengkap
dengan semua aturan-aturannya. Bahasa pertama diperolehnya dalam beberapa
tahap, dan setiap tahap berikunya lebih mendekati tata bahasa dari “bahasa
orang dewasa”. Tahap yang diambil di sini adalah tahap linguistik saja, yaitu:
tahap “pengocehan” (babbling), tahap
“satu kata” satu frase (holopharastic), tahap
“dua kata” satu frase, dan tahap “menyerupai telegram” (telegraphic speech).
a.
Tahap
pengocehan (babbling stage)
Tahap pengocehan
terjadi pada anak yang kira-kira berumur 6 bulan. Dalam tahap ini ia
mengucapkan sejumlah besar bunyi-bunyi ujar yang sebagian besar tidak bermakna,
dan sebagian kecil menyerupai kata atau penggal kata yang bermakna hanya karena
kebetulan saja. Mengoceh ini tidak tergantung pada masukan akustik atau yang
didengar anak itu sekelilingnya. Ini dibuktikan oleh beberapa eksperimen yang
melibatkan anak-anak yang bukan tunarungu, tetapi yang orang tuanya mengoceh
juga.
b.
Tahap
satu kata satu frase (holopharastic
stage)
Pada fase ini anak mempergunakan
satu kata untuk menyatakan pikiran yang kornpleks, baik yang berupa keinginan,
perasaan atau temuannya tanpa perbedaan yang jelas. Misalnya kata duduk,
bagian: anak dapat berarti “saya mau duduk”, atau kursi tempat duduk, dapat
juga berarti “mama sedang duduk”. Orang tua baru dapat mengerti dan memahami
apa yang dimaksudkan oleh anak tersebut, apabila kita tahu dalam konteks apa
kata tersebut diucapkan, sambil mengamati mimik (raut muka) gerak serta bahasa
tubuh lainnya. Pada umumnya kata pertama yang diucapkan oleh anak adalah kata
benda, setelah beberapa waktu barulah disusul dengan kata kerja.
c.
Tahap
dua kata, satu frase
Fase dua kata muncul pada anak
berusia sekitar 18 bulan. Pada fase ini anak sudah dapat membuat kalimat
sederhana yang terdiri dari dua kata. Kalimat tersebut kadang-kadang terdiri
dari pokok kalimat dan predikat, kadang-kadang pokok kalimat dengan obyek
dengan tata bahasa yang tidak benar. Setelah dua kata, munculah kalimat dengan
tiga kata, diikuti oleh empat kata dan seterusnya. Pada periode ini bahasa yang
digunakan oleh anak tidak lagi egosentris, dari dan untuk dirinya sendiri. Anak
mulai mengadakan komunikasi dengan orang lain secara lancar. Orang tua mulai
melakukan tanya jawab dengan anak secara sederhana. Anak pun mulai dapat
bercerita dengan kalimat-kalimatnya sendiri yang sederhana.
d.
Tahap
menyerupai telegram (telegraphic speech)
Periode terakhir dari masa balita
yang berlangsung antara usia dua setengah sampai lima tahun. Keterampilan anak
dalam berbicara mulai lancar dan berkembang pesat. Dalam berbicara anak bukan
saja menambah kosakatanya yang mengagumkan akan tetapi anak mulai mampu
mengucapkan kata demi kata sesuai dengan jenisnya, terutama dalam pemakaian
kata benda dan kata kerja. Anak telah mampu mempergunakan kata ganti orang
“saya” untuk menyebut dirinya, mampu mempergunakan kata dalam bentuk jamak,
awalan, akhiran dan berkomunikasi lebih lancar lagi dengan lingkungan. Anak
mulai dapat mengkritik, bertanya, menjawab, memerintah, memberi tahu dan
bentuk-bentuk kalimat lain yang umum untuk satu pembicaraan “gaya” dewasa.
EmoticonEmoticon