FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMEROLEHAN BAHASA



Potensi anak dalam berbicara dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya perkembangan kognitif, perkembangan sosial, alat pemerolehan bahasa yang dibawa sejak lahir, kematangan alat berbicara,  kesiapan berbicara, model yang dicontoh, kesempatan berlatih, motivasi untuk berlatih, dan bimbingan.

1)        Perkembangan Kognitif Anak
Apabila seorang anak menggunakan ujaran-ujaran yang bentuk-bentuknya benar, ini belum berarti bahwa anak itu telah menguasai bahasa pertama itu karena dapat saja ia memberi arti yang lain pada kalimat yang diucapkannya itu. Agar seorang anak itu dapat disebut menguasai bahasa pertamanya, ada beberapa unsur yang penting yang berkaitan dengan perkembangan jiwa atau kognitif anak itu. Perkembangan nosi-nosi seperti waktu, ruang, modalitas, dan sebab akibat merupakan bagian yang penting dalam perkembangan kognitif anak. Sebagai contoh seorang anak yang berumur 3 tahun masih mengucapkan semua huruf r dengan huruf l. Anak itu masih menyebutkan namanya jika ingin menunju diri-sendiri, atau belum dapat mengatakan “saya” atau “aku”, atau pronomina persona lain.
Dalam jangka waktu seorang anak memperoleh bahasa pertamanya, ia belajar semua konsep atau nosi yang disebut di atas itu, karena ia memerlukannya untuk berkomunikasi dengan orang-orang dan anak-anak lain sekelilingnya. Hingga usia kira-kira 6-7 tahun, ia secara berangsur-angsur dan alamiah akan menguasai nosi-nosi yang diperlukannya itu.
 
2)             Perkembangan Sosial Anak
Seorang anak belajar untuk menjadi anggota masyarakat melalui bahasa, khususnya bahasa pertamanya. Bahasa pertama menjadi salah satu sarana untuk mengungkapkan perasaan, keinginan, pendirian, dan sebagainya, dalam bentuk-bentuk bahasa yang dianggap wajar oleh anggota-anggota masyarakat di mana anak itu tinggal. Ia belajar pula bahwa ada bentuk-bentuk yang tidak dapat diterima oleh anggota masyarakatnya, dan bentuk bahwa ia tidak selalu boleh mengungkapkan perasaannya secara gamblang.

3)     Alat Pemerolehan Bahasa yang Dibawa sejak Lahir
Berkenaan dengan faktor pemerolehan bahasa pertama yang berhubungan dengan alat pemerolehan bahasa yang dibawa sejak lahir, hal ini berkaitan dengan teori Chomsky yang telah dijelaskan di sebelumnya, dimana menurut Chomsky (1965), setiap orang telah memiliki peralatan yang memungkinkannya memeperoleh bahasa pertama yang dinamakan language acquisition device (LAD) atau “peralatan pemerolehan bahasa”.  Ia mengatakan bahwa LAD ini mampu memprakirakan struktur bahasa. Diasumsikan bahwa struktur-struktur dan pola-pola bahasa yang dibawa lahir itu sama dalam sebuah bahasa, dan disebut “tata bahasa semesta”. Oleh karena itu, banyak ciri-ciri tata bahasa pertama yang tidak perlu dipelajarinya dengan sadar. Seorang anak tidak perlu menghapal dan menirukan pola-pola kalimat agar mampu menguaini ia menguasai bahasa itu. Anak itu akan mampu mengucapkan suatu kalimat yang belum pernah didengar sebelumnya dengan menerapkan aturan-aturan tata bahasa yang secara tidak sadar dikatehuinya melalui LAD itu.

4)     Kematangan Alat Berbicara
Kemampuan berbicara juga tergantung pada kematangan alat-alat berbicara. Misalnya tenggorokan, langit-langit, lebar rongga mulut dan Iain-lain dapat mempengaruhi kematangan berbicara. Alat-alat tersebut baru dapat berfungsi dengan baik setelah dapat membentuk atau memproduksi suatu kata dengan baik scbagai permulaan berbicara.

1)             Kesiapan Berbicara
Kesiapan mental anak sangat bergantung pada pertumbuhan dan kematangan otak. Kesiapan yang dimaksud biasanya dimulai sejak anak berusia antara 12-18 bulan, yang disebut teachable moment dari perkembangan bicara. Pada saat inilah anak betul-betul sudah siap untuk belajar bicara yang sesungguhnya. Apabila tidak ada gangguan anak akan segera dapat berbicara sekalipun belum jelas maksudnya.

6)      Model yang Dicontoh
Adanya model yang baik untuk dicontoh oleh anak
Anak dapat membutuhkan suatu model tertentu agar dapat
melafalkan kata dengan tepat untuk dapat dikombinasikan dengan
kata lain sehingga menjadi suatu kalimat yang berarti. Model
tersebut dapat diperoleh dari orang lain, misalnya orang tua atau
saudara, dari radio yang sering didengarkan atau dari TV, atau aktor
film yang bicaranya jelas dan berarti. Anak akan mengalami
kesulitan apabila tidak pernah memperoleh model scbagaimana
disebutkan diatas. Dengan sendirinya potensi anak tidak dapat
berkembang sebagaimana mestinya.

7)      Kesempatan berlatih
Apabila anak kurang mendapatkan latihan keterampilan berbicara akan timbul frustasi dan bahkan sering kali marah yang tidak dimengerti penyebabnya oleh orang tua atau lingkungannya. Pada gilirannya anak kurang memperoleh motivasi untuk belajar berbicara yang pada umumnya disebut “anak ini lamban” bicaranya.

8)      Motivasi untuk belajar dan berlatih
Memberikan motivasi dan melatih anak untuk berbicara sangat penting bagi anak karena untuk memenuhi kebutuhannya untuk memanfaatkan potensi anak. Orang tua hendaknya selalu berusaha agar motivasi anak untuk berbicara jangan terganggu atau tidak mendapatkan pengarahan.

9)      Bimbingan
Bimbingan bagi anak sangat. penting untuk mengembangkan potensinya. Oleh karena itu hendaknya orang tua suka memberikan contoh atau model bagi anak, berbicara dengan pelan yang mudah diikuti oleh anak dan orang tua siap memberikan kritik atau membetulkan apabila dalam berbicara anak berbuat suatu kesalahan. Bimbingan tersebut sebaiknya selalu dilakukan secara terus menerus dan konsisten sehingga anak tidak mengalami kesulitan apabila berbicara dengan orang lain.


EmoticonEmoticon