Perkembangan
komunikasi anak sesungguhnya sudah dimulai sejak dini, pertama-tama dari
tangisannya, bila bayi merasa
tidak nyaman, misalnya karena lapar, popok basah. Dari sini bayi akan belajar
bahwa ia akan mendapat perhatian ibunya atau orang lain saat ia menangis
sehingga kemudian bayi akan menangis bila meminta orang dewasa melakukan
sesuatu buatnya.
- Pada usia 3 minggu, bayi tersenyum saat ada rangsangan dari luar, misalnya wajah seseorang, tatapan mata, suara, dan gelitikan. Ini disebut senyum sosial.
- Pada usia 3 minggu, bayi tersenyum saat ada rangsangan dari luar, misalnya wajah seseorang, tatapan mata, suara, dan gelitikan. Ini disebut senyum sosial.
- Pada usia 12 minggu, mulai dengan pola dialog sederhana berupa
suara balasan bila ibunya memberi tanggapan.
- Pada usia 2 bulan, bayi mulai menanggapi ajakan komunikasi ibunya.
- Pada usia 5 bulan, bayi mulai meniru gerak gerik orang, mempelajari
bentuk ekspresi wajah.
- Pada usia 6 bulan, bayi mulai tertarik dengan benda-benda sehinga
komunikasi menjadi komunikasi ibu, bayi, dan benda-benda.
- Pada usia 7-12 bulan, anak menunjuk sesuatu untuk menyatakan
keinginannya. Gerak-gerik ini akan berkembang disertai dengan bunyi-bunyi
tertentu yang mulai konsisten. Pada masa ini sampai sekitar 18 bulan, peran
gerak-gerik lebih menonjol dengan penggunaan satu suku kata.
- Pada usia 2 tahun, anak kemudian memasuki tahap sintaksis
dengan mampu merangkai kalimat dua kata, bereaksi terhadap pasangan bicaranya
dan masuk dalam dialog singkat. Anak mulai memperkenalkan atau merubah topik
dan mulai belajar memelihara alur percakapan dan menangkap persepsi pendengar.
Perilaku ibu yang fasilitatif akan membantu anaknya dalam memperkenalkan topik
baru.
- Lewat umur 3 tahun, anak mulai berdialog lebih lama sampai beberapa
kali giliran. Lewat umur ini, anak mulai mampu mempertahankan topik yang
selanjutnya mulai membuat topik baru. Hampir 50 persen anak 5 tahun dapat
mempertahankan topik melalui 12 kali giliran. Sekitar 36 bulan, terjadi
peningkatan dalam keaktifan berbicara dan anak memperoleh kesadaran sosial
dalam percakapan.
Ucapan
yang ditujukan pada pasangan bicara menjadi jelas, tersusun baik dan
teradaptasi baik untuk pendengar. Sebagian besar pasangan berkomunikasi anak
adalah orang dewasa, biasanya orang tua. Saat anak mulai membangun jaringan
sosial yang melibatkan orang diluar keluarga, mereka akan memodifikasi
pemahaman diri dan bayangan diri serta menjadi lebih sadar akan standar sosial.
Lingkungan linguistik memiliki pengaruh bermakna pada proses belajar berbahasa.
Ibu memegang kontrol dalam membangun dan mempertahankan dialog yang benar. Ini
berlangsung sepanjang usia pra sekolah. Anak berada pada fase mono dialog,
percakapan sendiri dengan kemauan untuk melibatkan orang lain. Monolog kaya
akan lagu, suara, kata-kata tak bermakna, fantasi verbal dan ekspresi perasaan.
EmoticonEmoticon