Keanekaragaman
budaya dan bahasa asing mempunyai
peranan dan pengaruh terhadap bahasa yang akan diperoleh seseorang pada tahapan
berikutnya. Dengan
berbagai macam bahasa yang digunakan oleh para pembelajar BIPA sesuai dengan
negaranya masing-masing, baik dari bahas dan lingkungan yang maka seesorang akan
memperolah bahasa yang beraneka ragam ketika bahasa Indonesia diperolehnya di lembaga kursus akan menjadi
masukan baru yang berbeda pula. Lingkungan mempunyai andil besar terhadap pemerolehan
bahasa yang akan dipejarinya di lembaga formal. Dijelaskan dalam aliran
behavioristik Tolla dalam Indrawati dan Oktarina (2005:24) bahwa proses
penguasaan bahasa pertama (B1) dikendalikan dari luar, yaitu oleh rangsangan
yang disodorkan melalui lingkungan. pemerolehan belajar bahasa seseorang berasala dari
konsep kognetif serta perkembangan sosial seseorang itu sendiri.
Adapun perkembangan sosial itu sendiri tidak terlepas dari faktor orang-orang yang kehadirannya
ada di lingkungan diri anak. Orang-orang yang dimaksud dalam pembelajaran BIPA ini mungkin
pengajar BIPA, teman yang berasal dari Indonesia maupun teman-teman sesama
pembelajar BIPA. Pemerolehan bahasa pertama seseorang adalah bahasa asing si pembelajar BIPA karena bahasa
itulah yang diperolehnya pertama kali. Perolehan bahasa pertama terjadi apabila
seorang anak yang semula tanpa bahasa kini ia memperoleh bahasa (Tarigan dalam
Safarina dan Indrawati, 2006:157). Bahasa asing yang dikenal seseorang sebagai bahasa
pengantar dalam keluarga atau sering disebut sebagai bahasa ibu (B1). Bahasa
ibu yang digunakan setiap saat sering kali terbawa ke situasi formal atau resmi
yang seharusnya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Pemerolehan bahasa
kedua (B2 (Bahasa
Indonesia)) merupakan sebuah kebutuhan bagi seseorang ketika sesesorang sedang memiliki maksud
dan tujuan untuk mempelajari bahasa kedua tersebut terutama bahasa Indonesia. Pada lembaga
formal pengajar
BIPA mempunyai pengaruh yang sangat signifikan sebagai pendidik sekaligus pengajar bagi para pembelajar BIPA. Penyesuaian
antara bahasa ibu (B1) dengan bahasa kedua (B2 (bahasa Indonesia) yang
dituturkan oleh pengajar
BIPA membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, pada kelas elementary atau tingkatan yang masih
rendah seorang pembelajar BIPA masih “membawa-bawa” bahasa ibu sebagai
bahasa yang digunakan sehari-hari.
Pada Kelas
lanjutan
intermediate, pengajar
BIPA akan menggunakan bahasa Indonesia sebagai penyampaian materi BIPA. Hal ini sebagai salah satu cara agar
pembelajar BIPA mulai terbiasa untuk mendengarkan kata-kata yang asing di
telinga mereka. Dengan dibiasakannya seorang pengajar BIPA menggunakan bahasa
Indonesia dalam menyampaikan materinya para pembelajar BIPA akan dapat dengan
mudah memperoleh bahasa kedua secara tidak langsung.
EmoticonEmoticon