LINGKUNGAN BAHASA



Lingkungan bahasa adalah segala hal yang didengar dan dilihat oleh pembelajar terkait dengan bahasa kedua yang sedang dipelajari. Yang tergolong lingkungan bahasa adalah situasi di rumah ketika nonton televisi, percakapan dengan kawan-kawan. Kualitas lingkungan bahasa sangat penting bagi keberhasilan pembelajar dalam mempelajari bahasa kedua (Dulay, 1982:13). Secara umum lingkungan bahasa dapat dibedakan menjadi dua, yakni (1) lingkungan formal, yang dijumpai dalam proses belajar-mengajar, (2) lingkungan informal (Krashen,1982:40).
Krashen juga menyatakan bahwa untuk menguasai bahasa kedua pembelajar dapat menggunakan dua cara yakni melalui proses pembelajaran dan melalui proses pemerolehan. Pembelajaran merupakan proses yang disadari dan bertitik berat pada perhatian pembelajar pada bentuk bahasa atau struktur. Sedangkan pemerolehan merupakan proses yang serupa pada saat menerima bahasa pertama. Pemerolehan berlangsung sejalan dengan aktivitas yang tidak disadari oleh pembelajar. Dalam proses ini lazimnya lebih menekankan pada makna atau pesan, berlangsung secara alami, tanpa pengajaran formal (Ellis,1986:6). Uraian di atas memperjelas bahwa lingkungan formal sangat berkaitan dengan pembelajaran, lingkungan informal berkaitan dengan proses pemerolehan.
Dalam komunikasi situasi formal frekuensinya relatif lebih sedikit dibandingkan dengan situasi informal. Hal ini menjadikan lingkungan informal lebih berperan daripada lingkungan formal. Lingkungan informal terjadi secara alami. Yang tergolong lingkungan informal adalah bahasa yang dipakai teman sebaya, bahasa pengasuh, bahasa orang tua, bahasa yang dipakai di media cetak atau elektronik dan bahasa yang dipakai guru dalam proses belajar mengajar di kelas. Ada tiga hal dari lingkungan bahasa yang berpengaruh dalam pemerolehan bahasa kedua, yakni, (1) sifat alami bahasa sasaran, (2) cara pembelajar dalam berkomunikasi, (3) model bahasa sasaran.
Dalam lingkungan bahasa yang bersifat alami titik berat komunikasi adalah isi pesan, bukan bentuk linguistiknya atau tata bahasa. Belajar bahasa secara alami akan memperlihatkan hasil kemampuan berbahasa yang lebih baik daripada melalui lingkungan formal yang lebih menitikberatkan pada pemerolehan bahasa secara sadar tentang aturan-aturan bahasa ataupun pemakaian bentuk formal linguistik. 
Cara pembelajar berkomunikasi, baik komunikasi satu arah, komunikasi dua arah terbatas maupun penuh, sangat berpengaruh pada pemerolehan bahasa kedua. Dalam komunikasi satu arah, pembelajar hanya membaca atau mendengar bahasa kedua, tetapi pembelajar tidak dapat merespon. Dalam komunikasi dua arah terbatas pembelajar akan mendengar bahasa kedua, kemudian memberikan respon secara nonverbal atau tidak menggunakan bahasa sasaran. Sedangkan dalam komunikasi dua arah penuh. Pembelajar mampu meberikan jawaban dalam bahasa sasaran. Dari kenyataan ini dapat dilihat betapa pentingnya lingkungan bahasa memberikan masukan bahasa kedua, yang memungkinkan pembelajar mampu berkomunikasi dua arah penuh. Tentunya hal ini terjadi secara bertahap.
Dalam mempelajari bahasa kedua, pembelajar selalu memilih model yang mampu menghasilkan ujaran yang baik dan benar. Model bahasa kedua ini dapat dipilih sendiri oleh pembelajar dari lingkungan bahasanya. Model tersebut bisa jadi dari kawan, guru, orang tua, buku-buku, majalah atau koran, penyiar radio atau televisi dan sebagainya.


EmoticonEmoticon