Tahun 2002, Kridalaksana mengemukakan bahwa fonologi merupakan suatu ilmu bagian dari linguistik yang mengkaji bunyi bahasa beserta peranannya.
Fonologi ialah salah satu ilmu bahasa yang mengalisa bunyi-bunyi. Fonologi lahir dari kata phone (bunyi) dan logos (tataan), bahasa Yunani. Dengan demikian, kira-kira artinya adalah tataan tentang bunyi-bunyi. Bunyi yang dimaksudkan bukan bunyi yang asal-asalan. Akan tetapi, bunyi yang mempunyai arti. Contohnya, hewan memang bisa berbunyi, barang yang digesek bisa berbunyi, benda jatuh, dan lain-lain. Yang dimaksudkan adalah bunyi-bunyi seperti kata atau kalimat yang memiliki pesan/makna. Bunyi yang dikaji dalam fonologi ini dikenal sebagai fonem.
Fonem sekilas tidak punya arti. Namun, fonem berfungsi amat penting untuk membuat perbedaan definisi akan sesuatu hal. Sebagai contoh, fonem L dan R. Bedakan kata ini: MALAH dan MARAH.
Hanya karena sebuah huruf, makna bisa berbeda bukan?
Di Jepang, perbedaan fonem L dan R tidak dihiraukan. Menurut mereka, fungsi keduanya sama karena di sana tidak ada fonem L. Lain halnya dengan negara kita.
Kembali membahas fonologi, fonologi dibagi menjadi dua, yakni fonemik dan fonetik. Fonetik ialah cabang dari fonologi yang mengkaji bunyi bahasa tanpa menghiraukan fungsi bunyi selaku yang membedakan artinya. Sementara itu, fonemik adalah cabang dari fonologi yang membahas bunyi bahasa ditambah fungsi dari bunyi untuk membedakan artinya.
Studi yang mengkaji, mempelajari, atau membahas mengenai bunyi bahasa beserta fungsinya untuk pembeda definisi leksikal dikatakan sebagai fonologi. Penamaan fonologi dikenal sebagai fonemik (phonemics) di Amerika. Sementara itu, di Eropa, ada fonemik, ada fonetik.
EmoticonEmoticon