Analisis kontrastif muncul sebagai
jawaban terhadap tuntutan perbaikan pengajaran bahasa kedua (B2) atau Bahasa
Asing (BA). Skinner mengembangkan tentang pemerolehan bahasa atau pembelajaran
bahasa yang didasari oleh “Operant Conditioning”. Bagi Skinner
pembelajaran dari suatu kebiasaan dapat dilakukan melalui proses peniruan atau
melalui penguatan. Oleh karena itu, analisis kontrastif dapat digunakan untuk
memperhitungkan atau memprediksi perilaku pembelajar bahasa dan bahasa sasaran
(bahasa yang dipelajari) yang harus dikuasai atau dilatihkan dalam pembelajar
bahasa.
Dengan demikian, analisis
kontrastif dapat didudukkan sebagai analisis atau kajian perilaku bahasa dan
unsur-unsur bahasa untuk dijadikan area isi dalam pembelajaran bahasa kedua. Analisis
kontrastif juga dapat mendukung pembelajaran bahasa yang berlandaskan pada
teori belajar aliran psikologi behavioris.
Dalam pandangan pengajaran bahasa
behavioris digunakan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1) bahasa adalah ujaran,
bukan tulisan, 2) bahasa adalah serangkaian kebiasaan, 3) bahasa adalah sesuatu
yang dikatakan atau diujarkan oleh para penutur (native speaker), dan 4)
tidak ada bahasa yang persis sama dengan bahasa yang lain.
Dalam pengajaran bahasa kedua (B2)
ataupun pengajaran bahasa asing (BA), ada masalah yang harus disolusikan,
antara lain: “bagaimana” cara memperbaiki pengajaran dihubungkan dengan masalah
yang dihadapi oleh siswa. Masalah yang sering dihadapi oleh siswa dalam belajar
bahasa itu antara lain: (1) kesulitan mempelajari bahasa kedua (B2) dan (2)
kesalahan berbahasa. Analisis kontrastif dapat digunakan sebagai salah satu
solusi alternatif untuk mengatasi masalah pengajaran bahasa kedua tersebut,
yakni pengajaran bahasa yang bertolak dari pandangan behavioris. Lado
mempercayai bahwa hasil dari kajian (analisis) kontrastif itu dapat digunakan
untuk memprediksi atau meramalkan kesulitan atau kemudahan pembelajar bahasa
dalam belajar bahasa kedua atau bahasa asing. Itulah kedudukan utama analisis
kontrastif sehingga dapat terus dipertahankan sampai saat ini.
EmoticonEmoticon