ANALISIS KONTRASTIF (1)



Analisis kontrastif muncul pada saat pengajaran bahasa kedua mengalami berbagai masalah. Masalah tersebut antara lain kesulitan belajar dari kesalahan berbahasa yang dialami oleh pembelajar dalam mempelajari bahasa kedua. Masalah tersebut dapat menimbulkan masalah lain seperti perecanaan pengajaran bahasa, penyusunan bahan pengajaran, penyusunan tata bahasa paedagogis, metode pengajaran bahasa, dan penataan kelas belajar bahasa kedua yang tepat.
Analisis kontrastif itu sendiri mempunyai pengertian yaitu suatu kajian terhadap unsur-unsur kebahasaan. Adapun menurut Lado (1975), analisis kontrastif adalah cara untuk mendeskripsikan kesulitan atau kemudahan pembelajar bahasa dalam belajar bahasa kedua dan bahasa asing. Analisis kontrastif bukan saja untuk membandingkan unsur-unsur kebahasaan dan sistem kebahasaan dalam bahasa pertama (B1) dengan bahasa kedua (B2), tetapi sekaligus untuk membandingkan dan mendeskripsikan latar belakang budaya dari kedua bahasa tersebut, sehingga hasilnya dapat digunakan pengajaran bahasa kedua atau bahasa asing. Dalam buku “Linguistic Across Cultures”, Lado (1975) mengatakan bahwa on the assumption that we can predict and describe the pattern that will cause difficulty in learning, and those that will not cause difficulty, by comparing systematically the language and culture to be learned with the native language and culture of the student.
Kajian terhadap unsur-unsur kebahasaan itu dilakukan dengan cara membandingkan dua data kebahasaan, yakni data bahasa pertama (B1) dengan data bahasa kedua (B2). Kedua data bahasa itu dideskripsikan atau dianalisis, hasilnya akan diperoleh suatu penjelasan yang menggambarkan perbedaan dan kesamaan dari kedua bahasa itu. Pembahasan data itu harus juga mempertimbangkan faktor budaya, baik budaya bahasa  maupun budaya pembelajar. Hasil dari pembahasan tersebut akan diperoleh gambaran kesulitan dan kemudahan pembelajar dalam belajar suatu bahasa.
Hipotesis analisis kontrastif lebih lanjut menyatakan bahwa seorang pembelajar bahasa sering kali melakukan transfer antara B1 dengan B2 dalam bentuk penggunaan struktur B1 untuk mengungkapkan gagasan dalam B2. Atas dasar pemikiran tersebut, maka para ahli bahasa berusaha mendeskripsikan bahasa-bahasa di dunia, dengan harapan para pengajar atau praktisi akan dapat memprediksi letak kesulitan dan kemudahaan anak dalam belajar nanti, sesuai dengan latar belakang B1-nya. Namun, analisis kontrastif tidak menjelaskan proses belajar bahasa dan kemungkinan untuk menghapuskan kesalahan yang mungkin dibuat oleh anak.


EmoticonEmoticon