MENGENAI PERANAN LINGKUNGAN INFORMAL (BAGIAN 1)...

Bukan hanya lingkungan formal, lingkungan informal pun mempunyai peranan yang penting dalam pembelajaran seseorang.

Peranan lingkungan informal ini ada baiknya kamu pahami sehingga kamu bisa memperoleh atau menghasilkan suatu pembelajaran yang optimal dan baik.

Dilihat dari perspektif luas cakupannya lingkungan bahasa dibedakan menjadi lingkungan bahasa makro dan lingkungan bahasa mikro. Sementara, berdasarkan bagaimana proses memperoleh dan mempelajari B2. Lingkungan Bahasa itu dibedakan menjadi Lingkungan Alamiah dan Lingkungan Buatan. Pemerolehan alamiah terjadi di pasar, di toko ketika orang beriteraksi sosial. Lingkungan buatan merujuk pada pembelajaran. Pembedaan ini memberi corak pemerolehan bahasa sebagai sesuatu yang informal sementara pembelajaran bercorak formal.

1. Lingkungan Bahasa Makro

   Lingkungan Bahasa dalam konteks Makro berkaitan dengan tiga hal penting yang berpengaruh terhadap kualitas pemerolehan B2 yaitu (1) Kealamiahan (naturalness) bahasa yang didengar (2) peran pembelajar dalam komunikasi (3) persoalan siapa figur yang menjadi model untuk B2 yang dipelajari sebagai bahasa target.

 1.1 Kealamiahan 

      Kealamiahan bahasa yang didengar diasumsikan turut meningkatkan perkembangan keterampilan komunikasi B2. Pajanan alamiah pada bahasa baru memicu pemerolehan bawah sadar keterampilan komunikasi pada B2 itu. Pengaruh positif dari pajanan terhadap komunikasi alamiah pada B2 dibuktikan dengan tiga penelitian yang pernah dilakukan. Dua penelitian melibatkan orang dewasa dan satu penelitian melibatkan anak-anak.
    Carroll, misalnya, telah melakukan survey terhadap mahasiswa jurusan bahasa seperti yang dikutip Dulay. Penelitian ini memperlihatkan kelebihan lingkungan bahasa alamiah dibandingkan dengan lingkungan bahasa formal dalam pemerolahan B2. Survey Carroll terhadap 2.784 mahasiswa senior jurusan bahasa Prancis, Jerman, Rusia, dan Spanyol pada perguruan tinggi di Amerika. Carroll menemukan bahwa mahasiswa jurusan bahasa asing rata-rata lebih buruk. Carroll juga menemukan keterkaitan antara waktu yang dihabiskan di luar negeri di lingkungan bahasa target (B2) dan hasil tes. Mereka yang setahun berada di luar negeri nilainya terbaik, yang berada di luar negeri hanya selama musim panas atau untuk suatu kunjungan memperlihatkan nilai terbaik berikutnya; dan yang terakhir adalah mereka yang hanya belajar di lingkungan bahasa asing.

bahasa di dunia 

    Salah satu karakteristik yang membedakan lingkungan alamiah dari lingkungan formal adalah ada tidaknya kesempatan mendapatkan pajanan alamiah (natural exposure). Lingkungan B2 memungkinkan pembelajar berbicara dengan teman penutur asli menyangkut pelbagai persoalan kehidupan mereka pada lingkungan yang baru. Situasi lingkungan bahasa asing biasanya membatasi pembelajar untuk mendiskusikan pelbagai persoalan yang berkaitan dengan interese, minat mereka. Yang dibicarakan biasanya justru terfokus pada pelbagai masalah formal bahasa yang dipelajari. Sesungguhnya interese pembelajar itu penting untuk diperhatikan dan dipertimbangkan dalam proses pemerolehan dan pembelajaran B2.

1.2 Peran Pembelajar dalam Komunikasi

    Dulay dkk.menampilkan tiga-tipe komunikasi yang memeperlihatkan pembelajar terlibat yaitu (a) komunikasi satu arah (one way); (b) kmunikasi dua arah terbatas (restricted two-way (c) komunikasi dua arah yang penuh (full two-way). Dalam model satu arah pembelajar mendengarkan atau membaca bahasa target (B2) tanpa merespon. Contoh komunikasi satu arah ini mendengarkan pembicaraan dan mendengarkan siaran radio, menonton film, tayangan televisi, membaca buku atau majalah.

pembelajaran sambil duduk

    Dalam komunikasi model kedua, dua arah terbatas, pembelajar merespon secara oral pada seseorang tetapi pembelajar tidak menggunakan B2 (bahasa target). Respon dengan menggunakan B1 atau cara komunikasi lain yang bukan B2 termasuk respon nonverbal misalnya menganggukkan kepala. Dalam komunikasi model ketiga dua arah penuh, pembelajar berbicara dalam B2 bertindak sebagai pengirim dan penerima pesan-pesan verbal.

pembelajaran bersama 


1.3 Model Bahasa Target (B2)

(a) Teman Sebaya dan Orangtua

  Dalam pembelajaran bahasa pertama ditemukan bahwa kalau karakteristik pembicaraan antara orangtua dan teman sebaya itu berbeda, anak-anak cenderung mengikuti karakteristik pembicaraan teman sebayanya. Ada penelitian yang melaporkan bahwa anak-anak kulit hitam yang diteliti di Washington DC lebih suka menggunakan dialek teman sebayanya (dialek Inggris kulit hitam yang jauh berbeda dari dialek Inggris standar) daripada menggunakan dialek yang dipakai orangtua mereka. Kenyataan yang sama ditemukan bahwa baik anak kulit hitam maupun anak berkulit putih pada kelas menengah di daerah Timur Laut New Jersey lebih senang belajar mengucapkan r’s sebelum konsonan seperti kebiasaan temannya di Jerse daripada menghilangkan bunyi r’s itu seperti yang dilakukan orangtua mereka yang dibesarkan di New York. Penelitian ini mau menegaskan bahwa anak-anak belajar tentang tingkah laku berbahasa lebih banyak dari teman mereka daripada dari orangtua.

(b) Kelompok sosial sendiri dan kelompok sosial lain

    Selain tendensi umum, anak lebih menyukai teman sebaya daripada orang dewasa sebagai model dalam belajar bahasa, beberapa anak juga mempunyai kencenderungan terhadap dialek atau bahasa yang digunakan oleh anggota kelompok etnisnya sendiri. Salah satu penelitian yang dicatat Dulay mengungkapkan kenyataan bahwa anak-anak Maori lebih senang belajar dialek bahasa Inggris mereka sendiri daripada bahasa Inggris standar yang berlaku di Selandia Baru yang digunakan anak-anak. Dalam beberapa kasus tendensi ini secara sadar disampaikan guru. Seorang guru melaporkan bahwa seorang anak Maori berkata kepadanya seperti ini:” Orang Maori mengatakan ”Who’s your name?, jadi saya mengatakan seperti itu. Bahasa Inggris orang Maori sering dijadikan simbol penting bagi keanggotaan kelompok dan sumber keamanan bagi anak-anak ini. Dalam hal ini, pembelajar dengan mudahnya mengatakan bahwa dia ingin kedengaran seperti etnik yang diasosikan pada dirinya.

    Dengan ini mau dikatakan bahwa pentingnya bahasa sebagai penanda identitas kelompok sosial yang lebih disukai jangan dan tidak boleh diremehkan di dalam kelas. Pelbagai kecenderungan seperti yang digambarkan di atas, secara signifikan akan berpengaruh terhadap kualitas bahasa yang dihasilkan. Perbedaan karakteistik pembicaraan pembelajar yang dihasilkan berdasarkan pilihan model jelas bukan karena mereka kesulitan memepelajari B2 tetapi keanggotaan sosial yang disenangi. Di sini jelas implikasinya bahwa ketersediaan model penutur yang berbeda menjadi kunci penentu kualitas bahasa yang dihasilkan pembelajar.



EmoticonEmoticon