PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI WACANA DARI BERBAGAI SEGI

 
Definisi wacana bisa ditinjau berdasarkan beragam sudut pandang. Sebagai contoh, dalam sosiologi, wacana mengarah akan relasi konteks sosial di dalam penggunaan bahasa. Adapun dalam sudut pandang linguistik, wacana merupakan kesatuan bahasa yang lebih luas dibandingkan dengan kalimat.
Selain itu, Hawthorn ketika tahun 1992 berpendapat tentang arti dari wacana. menurutnya, wacana ialah komunikasi/interaksi bahasa/kebahasaan yang dipandang selaku adanya suatu pertukaran antara orang yang berbicara dan orang yang mendengarkan, sebagai suatu kegiatan individual/perseorangan dimana bentuk tersebut penentuannya berdasarkan tujuan sosial.

Kemudian, Roger Fowler pada tahun 1977 mendefinisikan wacana ialah komunikasi baik lisan serta tulisan yang yang berdasarkan sudut pandang kepercayaan, nilai-nilai, dan klasifikasi yang ada di dalamnya.

Selanjutnya, Alwi dkk pada tahun 2003 mengartikan wacana sebagai rentet-rentet kalimat yang berhubungan antarproposisi sehingga adanya suatu kesatuan. Ia juga menambahakan, ketika seseorang berbicara tentang suatu wacana, orang itu memerlukan wawasan mengenai kalimat dan seluk-beluknya.

Kridalaksana mengemukakan arti dari wacana pada tahun 1993 dalam Kamus Linguistik Edisi Ketiga kurang lebih seperti berikut ini. Wacana ialah satuan bahasa yang paling lengkap, adapun secara gramatikal memiliki tingkat gramatikal paling tinggi pula. Wacana biasanya diwujudkan dalam karangan/karya/tulisan utuh, seperti di bawah ini.
  •     buku
  •     cerpen
  •     novel
  •     ensiklopida

Kridalaksanan mengelompokan wacana menjadi beberapa jenis. Di bawah ini adalah jenis-jenis tersebut beserta penjelasannya.


1. Wacana Langsung (Direct Speech/Direct Discourse)

Wacana langsung merupakan wacana yang sesungguhnya memiliki batas. Batas tersebut ialah intonasi/pungtuasi.

Contoh: Miko berkata, “Morganisa adalah kucing kesayanganku.”

2. Wacana Pembeberan (Expository Discourse)

Wacana pembeberan ialah wacana yang di dalamnya tidak mengindahkan waktu/kapan dan pembicara/siapa. Wacana jenis ini memusatkan pada inti dari topik yang dibicarakan disertai segala aspek/bagian yang dicantumkan/dimasukan/terikat dengan masuk akal.

3. Wacana Penuturan (Narrative Discourse)

Wacana penuturan adalah wacana yang mengutamakan berbagai hal di bawah ini.
  •     waktu beserta urutannya
  •     sudut pandangnya (apakah orang pertama, kedua, atau ketiga)
  •     berpusat pada pemain/pelaku cerita
  •     kronologis mengikat semua aspek
4. Wacana Tak Langsung (Indirect Discourse)

Wacana tak langsung ialah wacana yang mengungkapkan lagi tanpa disertai oleh pengutipan secara langsung untuk kata/kalimat yang digunakan oleh penutur. Ciri-cirinya adalah memakai bentuk gramatik/kata/kalimat tertentu. Sebagai contoh penggunaan klausa subordinatif, yakni kata "bahwa".

Contohnya: Miko berkata bahwa ia akan pergi bersama Mas Anca.

1 komentar so far

tulisannya membantu, mbak ! thanks !


EmoticonEmoticon